Rabu, 20 Februari 2013

Suara Gamelan Di Gua Tabuhan


Di Pacitan, Jatim ada gua unik, Gua Tabuhan namanya. Seperti namanya, gua ini memiliki stalaktit yang bila ditabuh akan mengeluarkan bunyi seperti gamelan. Kami pun bisa menikmati musik gemelan dengan nyanyian dari para sinden.

Gua Tabuhan berada di Dusun Tabuhan, Desa Wereng, Kecamatan Punung, Pacitan, Jatim. Gua ini merupakan salah satu peninggalan sejarah penting dan sebagai tempat tinggal bagi manusia purba zaman dahulu.

Pagi itu hari tampak cerah. Di Stasiun Kereta Api Lempuyangan, Yogyakarta kami berkumpul bersama dengan para wisatawan lainnya untuk berwisata ke Gua Tabuhan. Gua ini berada sekitar 40 km dari Pacitan, Jatim.

Bus Pariwisata pun menjemput kami di depan Stasiun Lempuyangan. Kemudian, bus pun berangkat dan mengantar kami menuju destinasi pertama yaitu, Gua Tabuhan.

Jarak tempuh selama perjalanan menuju Desa Wereng dari Kota Yogyakarta kurang lebih 3 jam. Kemudian bus pun berhenti tepat di warung makan. Kami pun langsung bergegas turun untuk mengisi perut yang kosong karena perjalanan panjang.

Setelah selesai makan, kami pun bersiap menuju Gua Tabuhan. Kali ini kendaraan yang kami naiki bukan bus, melainkan mobil kecil yang hanya muat untuk 10 orang. Mobil kecil dipilih karena jalan yang kami lalui cukup sempit dan berliku-liku.

Begitu tiba di area tujuan, mulut gua langsung menarik perhatian saya. Lubang selebar 16 m di lereng kawasan karst ini dihiasi dengan puluhan stalaktit batu kapur berwarna putih. Sungguh peninggalan alam yang sangat indah. Batu kapur tersebut mengeluarkan kristal putih yang berkilau seperti batu permata.

Nah, berjalan ke ujung belakang sebelah kanan gua, Anda akan menemukan jawaban hubungan antara gua dan gamelan. Di sana terdapat pemain gamelan dan sinden yang duduk rapi di sana.

Pemain gamelan tersebut berserta penyanyi sinden telah bersiap untuk memberikan suguhan musik Jawa. Musik ini akan dipertunjukkan pada pengunjung yang datang ke tempat tersebut.

Uniknya, nyanyian sinden-sinden ini akan diiringi musik yang berasal dari stalaktit gua. Ya, bila dipukul stalaktit di gua ini akan mengeluarkan bunyi-bunyian seperti musik gamelan.

Untuk mendengarkan dua sampai lima lagu Jawa, Anda harus membayar Rp 100 ribu. Benar-benar tempat wisata yang keren dan pantas untuk dikunjungi oleh para wisatawan. Selain dapat mengenal sejarah tentang gua, Anda juga akan dihibur dengan alunan musik gamelan khas Jawa.

Senin, 18 Februari 2013

Eksotisme Green Canyon Di Kabupaten Ciamis



Green Canyon dan Citumang yang berlokasi di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, sangat cocok jadi tempat asyik basah-basahan. Airnya hijau jernih, pemandangannya pun indah.

Ingin bermain air sambil menikmati alam yang masih asri dan eksotik? Mampirlah ke Green Canyon dan Citumang. Tempat wisata yang berlokasi di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat ini punya air jernih berwarna kehijauan. Tebing-tebing di Green Canyon sangat eksotis, membuat kita betah berlama-lama bermain air.

Tempat wisata air Citumang berlokasi tak jauh dari Green Canyon. Di sini, kita bisa memacu adrenalin dengan body rafting. Melompat dari air terjun, atau dari atas tebing gua. Seru!

Kamis, 14 Februari 2013

Batik Air Siap Menjelajah Angkasa


JAKARTA - Lion Grup mempersiapkan armada baru bernama Batik Air. Dua rute akan dilayani oleh maskapai baru ini.

Sesudah Lion Air dan Wings Air, kali ini Lion Grup akan mengoperasikan Batik Air dengan jenis pesawat Batik Air Boeing 737-900 ER reguler full service. Armada ini nantinya melayani dua rute, yaitu rute bisnis dan rute pariwisata.

Kepala Humas Lion Air Edward Sirait mengatakan bahwa kedatangan armada Batik Air direncanakan Maret. Namun, pengunduran sampai April terpaksa dilakukan karena konfigurasi diganti dan perubahan jumlah kursi, dari awalnya 210 menjadi 185- 190 kursi.

"Dari empat pesawat Batik Air Boeing 737-900 ER yang direncanakan tersebut, hanya dua pesawat yang sudah siap beroperasi," tambahnya.

Untuk jumlah pramugari Batik Air, dia mengatakan akan menurunkan lima pramugari pada tiap pesawat yang beroperasi. "Pramugari Batik Air dan Lion Air untuk seragamnya beda. Kita ambil sebagian juga pramugari dari Lion Air yang sudah berpengalaman," tutupnya.

Kamis, 07 Februari 2013

PESONA GEDONG SONGO



Candi Gedong Songo berada di lereng Gunung Ungaran, tepatnya di Candi Gedongsongo, Dusun Darum, Desa Candi, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang dan kompleks candi ini dibangun pada abad ke-9 Masehi. Gedong Songo berasal dari bahasa Jawa, “Gedong” berarti rumah atau bangunan, “Songo” berarti sembilan. Jadi Arti kata Gedongsongo adalah sembilan (kelompok) bangunan.

Lokasi 9 candi yang tersebar di lereng Gunung Ungaran ini memiliki pemandangan alam yang indah. Di sekitar lokasi juga terdapat hutan pinus yang tertata rapi serta mata air yang mengandung belerang. Kabut tipis turun dari atas gunung sering muncul mengakibatkan mata tidak dapat memandang Candi Gedongsongo dari kejauhan. Candi ini memiliki persamaan dengan kompleks Candi Dieng di Wonosobo. Candi ini terletak pada ketinggian sekitar 1.200 m di atas permukaan laut sehingga suhu udara disini cukup dingin.

Untuk menuju ke Candi Gedong I, kita harus berjalan sejauh 200 meter melalui jalan setapak yang naik. Anda bisa memanfaatkan jasa transportasi kuda untuk berwisata mengelilingi obyek wisata Candi Gedongsongo. Tahun 1740, Loten menemukan kompleks Candi Gedong Songo. Tahun 1804, Raffles mencatat kompleks tersebut dengan nama Gedong Pitoe karena hanya ditemukan tujuh kelompok bangunan. Van Braam membuat publikasi pada tahun 1925, Friederich dan Hoopermans membuat tulisan tentang Gedong Songo pada tahun 1865. Tahun 1908 Van Stein Callenfels melakukan penelitian terhadapt kompleks candi dan Knebel melakukan inventarisasi pada tahun 1910-1911.

Disela-sela antara Candi Gedong III dengan Gedong IV terdapat sebuah kepunden gunung sebagai sumber air panas dengan kandungan belerang cukup tinggi. Para wisatawan dapat mandi dan menghangatkan tubuh disebuah pemandian yang dibangun di dekat kepunden tersebut. Bau belerangnya cukup kuat dan kepulan asapnya lumayan tebal ketika mendekati sumber air panas tersebut. Karena keindahannya Candi Gedong Songo ini sering menjadi tempat yang indah untuk foto foto Pre Wedding.

Tiket Masuk: Dewasa/5 tahun ke atas: Rp 5.000/orang dan Rp 25.000/orang untuk Wisatawan Asing.

Tarif Jasa Naik Kuda Candi Gedong Songo
- Wisata Desa Rp 25.000 (Wisman Rp 35.000)
- Ke Air Panas Rp 40.000 (Wisman Rp 60.000)
- Ke Candi II Rp 30.000 (Wisman Rp 40.000)
- Paket candi Songo Rp 50.000 (Wisman Rp 70.000)

Untuk menuju Candi Gedong Songo diperlukan perjalanan sekitar 40 menit dari Kota Ambarawa dengan jalanan yang naik, dan kemiringannya sangat tajam. Lokasi candi juga dapat ditempuh dalam waktu 10 menit dari obyek wisata Bandungan. Berikut daftar jarak tempuh menuju candi ini.

- Ungaran – Gedong Songo : 25 km
- Ambarawa – Gedong Songo : 15 km
- Semarang – Gedong Songo : 45 km

Senin, 04 Februari 2013

Air Terjun Tujuh Bidadari – Kabupaten Semarang


Air Terjun Tujuh Bidadari memiliki terjunan air sebanyak tiga susun dengan tiga kolam air dibawahnya. Ketiga susunan tersebut membentuk tujuh buah air terjun. Ketinggian total air terjun ini sekitar 10 meter dengan airnya jernih, segar, dan udaranya sejuk. Air terjun yang terletak di sebelah barat Obyek Wisata Bandungan ini masih alami, dikelilingi pohon dengan pemandangan terasering persawahan.

Air terjun tiga susun ini masing-masing memiliki ketinggian sekitar 3 meter yang nantinya mengalir jatuh ke sela-sela batu pertemuan Kali Banteng dan Beringin di lereng Gunung Ungaran.

Konon, sejumlah bidadari pernah mampir untuk mandi di air terjun tersebut sehingga dinamakan Air Terjun Tujuh Bidadari.

Juga di sekitar wilayah air terjun terdapat Makam Kyai Mandhung, seorang pengikut setia Pangeran Diponegoro yang dianggap sesepuh ( leluhur yang di-tua-kan ) di desa tersebut. Di tepi air terjun terdapat sebuah sumur tua dengan kedalaman 1,5 meter dengan sumber air yang tidak pernah habis, dan dipercaya berkhasiat serta dapat menyebabkan seseorang menjadi awet muda, cepat memperoleh jodoh, rezeki, jabatan, pangkat dan sebagainya.



Lokasi
Terletak di Dusun Keseneng, Desa Keseneng, Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang, Propinsi Jawa Tengah.

Aksesbilitas
Berjarak tempuh sekitar 60 menit berkendara dengan mobil pribadi atau 45 menit roda dua dari kota Semarang hingga Dusun Keseneng dengan kondisi akses jalan yang mulus, berliku dan sempit.

Jika dari kota Ambarawa ambil jalan menuju arah Bandungan. Selanjutnya dari Bandungan ambil jalan ke arah barat melewati sebuah pertigaan pasar. Lalu dari pertigaan ini ambil jalan lurus. Dan akhirnya akan ditemui di kiri jalan terdapat papan petunjuk arah menuju air terjun, ikuti papan petunjuk tersebut hingga tiba di lokasi air terjun.

Selanjutnya dari dusun tersebut dibutuhkan waktu sekitar 5 menit menuju tempat parkir. Sayangnnya, selepas dusun akses jalan memang masih berupa batu dan tanah. Dan akhirnya dari tempat parkir hanya dibutuhkan 200 langkah kaki orang dewasa (kurang lebih 300 m jauhnya) untuk sampai ke lokasi air terjun berada.

Fasilitas dan Akomodasi
Belum adanya papan informasi menuju kesana, sehingga harus banyak bertanya kepada penduduk sekitar. Selain itu fasilitas lain belum tersedia seperti tempat parkir resmi.

Tiket dan Parkir
Tiket masuk adalah Rp. 2000 per orang dan parkir Rp. 1000 per kendaraan roda dua.

Jumat, 01 Februari 2013

Candi




Candi adalah istilah dalam Bahasa Indonesia yang merujuk atau mempunyai pengertian pada sebuah bangunan keagamaan tempat ibadah peninggalan purbakala yang berasal dari peradaban Hindu-Buddha. Bangunan ini digunakan sebagai tempat pemujaan dewa-dewi ataupun memuliakan Buddha. Akan tetapi, istilah 'candi' tidak hanya digunakan oleh masyarakat untuk menyebut tempat ibadah saja, banyak situs-situs purbakala non-religius dari masa Hindu-Buddha Indonesia klasik, baik sebagai istana (kraton), pemandian (petirtaan), gapura, dan sebagainya, juga disebut dengan istilah candi.



Pengertian candi itu sendiri juga merupakan bangunan replika tempat tinggal para dewa yang sebenarnya, yaitu Gunung Mahameru. Karena itu, seni arsitekturnya dihias dengan berbagai macam ukiran dan pahatan berupa pola hias yang disesuaikan dengan alam Gunung Mahameru. Candi-candi dan pesan yang disampaikan lewat arsitektur, relief, serta arca-arcanya tak pernah lepas dari unsur spiritualitas, daya cipta, dan keterampilan para pembuatnya.


Beberapa candi seperti Candi Borobudur dan Prambanan dibangun amat megah, detil, kaya akan hiasan yang mewah, bercitarasa estetika yang luhur, dengan menggunakan teknologi arsitektur yang maju pada zamannya. Bangunan-bangunan ini hingga kini menjadi bukti betapa tingginya kebudayaan dan peradaban nenek moyang bangsa Indonesia. Sekarang ini candi juga menjadi tempat-tempat atau objek wisata.